Jumat, 25 November 2016

Efek Induksi


Efek induksi adalah suatu aksi yang diteruskan melalui rantai karbon dalam suatu molekul. Semakin pendek ikatan rangkap maka energi semakin besar karena elektron tertarik ke inti atom dan semakin banyak. Efek induksi hampir sama dengan efek mesomeri, dan kita harus teliti yang mana efek induksi dan efek mesomeri, perbedaannya sebagau berikut :

Secara singkat : 
1. Efek Induksi : terjadi pada ikatan sigma, bekerja pada atom yang tidak terlalu jauh dari pusat reaksi 
2 Efeks Mesomeri : terjadi pada ikatan rangkap dan ada kaitannya dengan resonansi dan hyperkonjugasi






 
diatas merupakan contoh dari efek induksi dilihat dari sifat keasamannya pKa. Pada tingkat keasaman, Asam alfamonoflouroetanoat lebih asam dari asam metanoat karena pada  asam alfa monoflouroetanooat terdapat gugus F yang mempunyai kemampuan menarik elektron ikatan melalui ikatan sigma sehingga atom O menjadi relatif makin positif, akibatnya atom H makin mudah lepas sebagai H+, asamnya menjadi lebih kuat. Dimana "F" memiliki efek induksi ( - I ) menarik elektron.

Dibandinkan dengan nilai pKa 4,75 (asam metanoat) ini dipengaruhi oleh gugus metil yang bersifat mendorong elektron (+ I) sehingga H sususah untuk lepas karena elektron berpindah ke gugus carbonil dan Oksigen yang berikatan dengan Hidrogen menjadi semakin reaktif.

Senin, 21 November 2016

Gugus Fungsi



Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Berikut adalah daftar gugus fungsional yang sering dijumpai. Di dalam penulisan rumus, simbol R dan R' selalu menyatakan ikatan hidrogen atau rantai hidrokarbon, atau suatu gugus atom.



1. Alkohol


Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Sifat fisis pada alkohol mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi. Pada suhu kamar, alkohol suku rendah berbentuk cairan yang bersifat cair, suku sedang berupa cairan kental, sedangkan suku tinggi berbentuk  padatan. Sifat kimia pada gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi.

2.Ester


Ester turunan alkana diberi nama alkil alkanoat. Yang disebut alkil pada nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O ( gugus R' ), sedangkan alkanoat adalah gugus R-COOH-. Atom C gugus fungsi masuk ke dalam bagian alkanoat. Sifat fisis pada ester adalah titik cair dan titik didih eter jauh lebih rendah daripada alkohol. Hal ini terjadi karena molekul eter kurang polar. Sifat kimia pada eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Eter tidak beraksi dengan logam natrium. Ester dapat dibuat dari asam karboksilat dan alkohol dengan pengaruh asam sulfat pekat. Reaksi ini disebut reaksi  pengesteran (esterifikasi) dan merupakan reaksi kesetimbangan.


3.Asam Karoksilat

Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil. Sifat fisik asam karboksilat diantaranya mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding. Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding, kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul, asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air. Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol primer, sedangkan dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan (Budi, 1995).